Bahan :
I Yohanes 1:5-10
Tujuan :
Agar setelah merenungkan Firman Tuhan ini
· Memahami makna hidup di dalam Terang Allah sesuai dengan yang
Allah sendiri kehendaki.
· Memililki sikap untuk menjauhi segala
perbuatan yang tidak sesuai dengan terang Allah.
· Berhenti melakukan perbuatan
kegelapan dan menghasilkan buah-buah Terang.
PENDAHULUAN
J
|
ika Injil Yohanes di tulis oleh Rasul
Yohanes untuk membawa manusia kepada iman, maka surat I Yohanes dimaksudkan
untuk memberikan jaminan terhadap iman yang telah di miliki oleh umat Kristen,
untuk memperbaharui keyakinan yang mungkin telah digoncangkan oleh pengajaran
palsu. Baik Injil maupun Surat Yohanes di tulis pada akhir abad I. Iman
Kristiani telah berusia 50 atau 60 tahun ketika itu dan telah tersebar
diseluruh kekaisaran Roma. Yohanes yang telah menghabiskan akhir hidupnya di
Efesus, kota pusat Kekristenan yang strategis nampaknya satu-satunya rasul yang
masih hidup saat itu. Ada tekanan kepada kelompok-kelompok Kristiani untuk
menggabungkan gagasan-gagasan filsafat lain sebagai bagian dari iman. Surat ini
di tulis untuk menghadapi bentuk awal”gnostisisme”yang sedang
digembar-gemborkan oleh orang-orang yang pernah menjadi anggota Gereja tetapi
kemudian murtad. Mereka menganggap diri kaum cendekiawan, karena memiliki
pengetahuan yang lebih tentang Allah. Mereka membuat perbedaan yang sempurna
antara kerohanian (yang murni) dengan kejasmanian (yang jahat). Hal ini bisa
membawa kepada keadaan tak bermoral dan penyangkalan akan kemanusiaan Kristus.
Dalam surat yang kuat namun lembut kepada “anak-anak” dalam iman ini, Yohanes
mengemukakan dengan jelas bahwa gagasan-gagasan seperti diatas dapat mebuat
seorang jauh dari iman. Jika Kristus tidak menjadi manusia dan tidak mati bagi
dosa manusia, maka iman Kristiani kosong belaka. Jika seorang berdosa karena
kebiasaan atau sengaja ia bukanlah seorang Kristen. Allah adalah terang, dan Ia
memanggil manusia kedalam terang hukum-hukumNya. Ia adalah kasih, dan Ia
menghendaki umatNya saling mengasihi. Yohanes menulis sebagai seorang yang
mengenal Yesus, Firman Allah yang hidup itu (Yohanes 1:1-5), secara pribadi. Ia
tahu bahwa Yesus adalah Anak Allah sekaligus Anak Manusia yang dapat dilihat
dan dijamah.
Yesus, “Terang Dunia” (Yohanes 8:12)
menyatakan kepada kita bahwa Allah adalah Terang. Yohanes tidak memaksudkan
“Terang” itu hanya pancaran kehadiran Allah yang menyilaukan, melainkan
kebenaran, kemurnian dan kesempurnaan moral. Tak seorangpun yang memiliki jalan
masuk kepadaNya dapat hidup dalam “kegelapan” penuh dengan dosa, kejahatan, dan
dusta, hal-hal yang bertentangan dengan hakekatNya. Ia tidak menyatakan bahwa
orang Kristen itu sempurna. KehadiranNya yang menyelidiki menyatakan siapa kita
sebenarnya. Persekutuan dengan Dia mampu melihat diri kita yang sebenarnya, dan
terus memohon pengampunanNya. Menjelang Natal tahun ini, kita dapat mengajak
jemaat untuk mengoreksi diri apakah sebagai orang-orang Kristen kita telah
hidup dalam Terang Allah atau belum.
ISI RENUNGAN
Dari antara sekian banyak pernyataan
Tuhan Yesus tentang diriNya sendiri, yahng didahului dengan kalimat “Akulah…”,
maka pernyataan “Akulah Terang Dunia” lebih dikenal oleh orang Yahudi saat itu
karena Nabi Yesaya pernah menubuatkan tentang akan datangnya”terang yang besar”
(Yesaya 9:1). Ia akan menjadi “terang bagi bangsa-bangsa”(Yesaya 49:6) ; Ia
adalah “terang TUHAN yang terbit atasmu “Yesaya 60:1). Natal berarti “Terang
itu sedang datang ke dalam dunia”(Yohanes 1:9) Namun ternyata mereka tidak
percaya kepadaNya (Yohanes 6:36). Apa artinya percaya kepada Yesus sebagai
Terang Dunia? Apa artinya hidup dalam Terang Allah?
1.Menyangkut tutur kata, sikap, dan tindakan (Ayat 5)
Oleh karena Allah adalah Terang, maka
di dalam Dia tidak ada kegelapan. Dalam dunia rohani hanya ada dua kekuatan:
terang atau gelap, kebenaran atau kejahatan. Terang dan kebenaran berasal dari
Allah, sedangkan gelap dan kejahatan berasal dari iblis. Keduanya saling
bertentangan dan tidak pernah ada kompromi. Perbuatan kegelapan (pestapora dan
kemabukan, percabulan dan hawa nafsu, perselisihan dan iri hati) harus
ditanggalkan dan kemudian kita mengenakan perlengkapan senjata terang!(Roma
13:12-14)
2.Menyangkut Persekutuan (Ayat 7)
Hak yang sangat berharga untuk
bersekutu dengan Yesus Kristus, Tuhan kita, jangan sampai dilewatkan begitu
saja. Dengan hidup di dalam terang Allah, kita memperoleh persekutuan dengan
Dia, dan persekutuan yang erat dan teratur denganNya menjadikan kita:
a) SahabatNya; kita makin mengasihiNya,
dan kasihNya pun makin indah kita rasakan dan alami. Henokh hidup di dalam
terang Allah, dan dengan demikian ia telah mengalami indahnya persekutuan
dengan Allah (Kejadian 5:21-24).
b) Memperoleh penyucian yang terus-menerus
atas hidup kita. Kita hidup di dalam dunia yang semakin jahat, dan noda-noda
dosa dengan mudah dapat memercik pakaian kebenaran kita. Namun kita memiliki
Darah Anak Domba yang dapat membasuh segala noda dosa itu.
c) Mampu bersekutu dengan saudara
seiman, segala perbedaan yang ada di antara saudara seiman tidak membuat kita
semakin renggang, melainkan justru saling melengkapi.
3.Menyangkut kesadaran diri (Ayat 8-10)
Kita bisa menutupi keadaan diri kita
yang sebenarnya dihadapan sesama, tetapi tidak mungkin menyembunyikanya di
hadapan Allah, karena Ia adalah terang. Segala sesuatu akan terlihat nyata,
bahkan apa yang kita pikirkan. Daripada bersikap pura-pura di hadapan Allah,
adalah lebih baik jika kita datang dengan pengakuan yang sejujur-jujurnya bahwa
kita adalah orang berdosa. Dengan pengakuan ini, kita memperoleh pengampunan
dari padaNya.
KESIMPULAN
Ciri kehidupan Kristiani adalah
kehidupan yang terang (transparan). Kita tidak memiliki niat yang buruk,
melainkan melakukan segala sesuatu dengan niat hati yang murni, sehingga kita
bersedia untuk bersikap terang dan”terbuka” baik terhadap Allah maupun sesama.
Hidup dalam Terang Allah menjadikan kita memiliki persekutuan yang indah dan
menghasilkan pengampunan yang berlimpah.
No comments:
Post a Comment