Bahan :
2 Petrus 2:1-3
Tujuan :
Agar setelah merenungkan Firman Tuhan ini:
·
Mengerti
ciri dan cara guru-guru palsu berjuang untuk meremehkan Firman Tuhan
·
Waspada
dan tidak gampang terpengaruh dengan hal-hal yang nampaknya menarik.
·
Lebih
berpendirian kepada kebenaran Firman Tuhan
PENDAHULUAN
S
|
urat kiriman Rasul Petrus yang paling
akhir ini sangat menaruh perhatian terhadap mereka yang meremehkan wewenang
Firman Tuhan. Seperti halnya guru-guru palsu dalam Perjanjian Lama, demikian
pula pada Perjanjian Baru. Petrus menasehati jemaat yang terbesar itu agar
waspada terhadap munculnya guru-guru palsu. Hal ini juga merupakan ciri
pengajaran Tuhan Yesus tentang akhir zaman (Markus 13:22,23; Yudas 4). Oleh
sebab itu pada masa modern ini kita diharapkan untuk tetap waspada dan siap
menolak guru-guru palsu dan pengajaranya.
ISI RENUNGAN
Para ahli telah menyelidiki dan
menemukan bahwa seekor kalajengking tidak sembarangan menyuntikkan racunnya
kepada korbannya, kalau ia tidak tahu dengan pasti bahwa tempat pada tubuh
korban itu tepat untuk ia menyuntikkan racunnya yang hebat itu. Kalau ia tidak
menemukan tempat itu, biasanya ia melepaskan mangsanya.
Guru-guru palsu paling pandai
mencari-titik-titik yang paling peka dalam hidup kita untuk melakukan
serangannya.
Sebab itu hendaklah kita mawas diri.
Pada umumnya mereka yang hanya mengaku dengan mulut saja bahwa mereka adalah
orang Kristen akan lebih mudah menjadi korban. Sebaliknya orang yang
sungguh-sungguh sudah lahir baru tidak akan memberi kesempatan kepada guru-guru
palsu untuk menyerangnya. Agar kita tidak menjadi mangsa guru-guru palsu, kita
melihat beberapa cirri dan bahaya yang ditimbulkan mereka.
1.Ciri-ciri guru palsu
a)
Memasukkan pengajar-pengajar sesat
(ayat 1)
Dalam kata kerja “memasukkan”
mengandung arti “diam-diam, licik”. Guru-guru palsu cara kerjanya bukan
terbuka, tetapi mereka mengajar dengan kelicikan, namun yang diajar tidak
mengetahuinya. Bahwa itu adalah ajaran
sesat, yaitu pengajaran pengajaran yang menyeleweng dari kebenaran Firman
Tuhan. Misalnya pengajaran yang
secara paksa menggunakan nats Alkitab untuk menetapkan kedatangan Tuhan Tuhan
Yesus yang kedua kali. Hal ini bertentangan dengan kehendak Allah (Matius
24:36)
Itulah salah satu cara licik pengajar-pengajar
sesat menyelewengkan ayat tersebut diatas. Tapi kita orang yang kuat imanya
jawablah demikian: “Kita harus memahami bahwa ayat ini menunjuk kepada waktu Yesus masih
ada di dunia. Pastilah Yesus yang kembali pada kemuliaanNya yang semula
(Yohanes 17:5) Mengetahui saat kedatanganNya kembali. Orang kudus pada masa
kesengsaraan besar juga mengetahui saat kedatanganNya kembali dengan mengamati
tanda-tanda masa kesengsaraan yang telah digambarkan oleh Kristus.”
Tuhan Yesus khusus menyembunyikan hal
ini, namun mereka berusaha menghitung-hitung dan menetapkannya. Tuhan Yesus
berkali-kali menyatakan kesalahan mereka, tetapi mereka secara paksa
menginterpretasikan Alkitab dan mempertahankan pendapatnya dan mengajarkannya
kepada pengikut-pengikutnya.
b)
Cara hidup mereka dikuasai oleh hawa
nafsu (Ayat 2)
Yang diajarkan oleh para
guru-guru/nabi palsu waktu itu ialah, bahwa perbuatan orang Kristen tidak
penting, karena kasih karunia dapat dapat menghapuskan segala dosa, oleh karena
itu orang Kristen berbuat dosapun tidak apa-apa karena Tuhan toh akan
mengampuni. Dengan tegas Alkitab menyanggah ajaran ini (1 Petrus 3:11 ; Roma 6:1,2,15). Sebab hidup mereka tidak lagi
dikuasai oleh Roh Kudus, tetapi keinginan daging yang paling dominan, sehingga
melakukan hal-hal yang dipandang baik oleh diri sendiri.
c)
Mencari untung (Ayat 3)
Kata “mencari untung”, adalah kata
biasa yang dipakai dalam dunia perdagangan, yang prinsipnya tidak mau dirugikan
dan hanya mencari untung belaka, sekalipun pihak lain menjadi korban. Demikian
juga guru-guru palsu, dengan cara menciptakan ceritera-ceritera isapan jempol
(karangan sendiri) untuk mengelabui orang Kristen yang lemah imanya, sehingga
didapatkan keuntungan pribadi dari mereka.
2.Bahaya yang ditimbulkan oleh guru-guru palsu
Selain menunjukkan
ciri-ciri guru-guru palsu, Rasul Petrus juga menunjukkan
Bahaya
yang ditimbulkan oleh guru-guru palsu bagi orang Kristen antara lain:
1)
Mencemarkan Iman Kristen
Ada “sesuatu” yang menjadikan
kekristenan itu lebih daripada sekedar suatu agama, tata krama dan sekedar
impian sia-sia seorang idealis. Dan “sesuatu” inilah yang membuat kekristenan
itu tetap relevan sampai hari ini, yakni iman yang berpusat pada pribadi
Kristus yang pernah lahir (Natal), mati (Salib), dan bangkit dari kematian
(Paskah) ini merupakan inti atau Injl. Dan apabila Injil ini ditukar, dikurangi
atau ditambah dengan sesuatu, maka iman Kristen itu akan tercemar dan inilah
bahaya yan telah ditimbulkan oleh guru-guru palsu.
2)
Menuai kebinasaan
Ada satu hal lagi, bahaya yang
ditimbulkan oleh guru-guru palsu yakni: tidak adanya kehidupan rohani sama
sekali dan kehidupan yang demikian akan menuai kebinasaan. Apabila kita
memperhatikan hidup dalam kehidupan di dunia ini ada dua macam kehidupan yang
pada akhirnya akan menuai kebinasaan.
·
Hidup
dalam kehidupan yang diperbudak oleh dosa. “Upah
dosa itu maut” (Roma 6:23). Hal ini bukan merupakan konsekwensi dosa pada
hari terakhir nanti, tetapi hal ini sudah menjadi konsekwensi dosa sejak semula
ketika manusia jatuh ke dalam dosa dan yang saat ini menjadi konsekwensi setiap
orang yang belum percaya atau tidak percaya kepada Kristus. Kehidupan yang
demikianlah akan menuai kebinasaan.
·
Kehidupan
Kristen yang duniawi. Kehidupan Kristen duniawi yang dimaksud di sini adalah
satu kehidupan yang sebenarnya sudah ditebus, dari perbudakan dosa oleh iman di
dalam Kristus, melalui kematianNya. Namun demikian kehidupan kekristenanya
lebih berpusat pada keinginan-keinginan daging yang dibawa oleh pengaruh licik
ajaran-ajaran guru-guru palsu, sehingga tersesat seperti generasi pertama kaum
Israel yang binasa di padang gurun, karena kedegilan hati mereka dan tidak
sampai ke Tanah Perjanjian atau berakhir dengan kehidupan yang menuai
kebinasaan.
KESIMPULAN
Ada dua hal yang amat sangat penting
bagi kehidupan kita sekarang ini agar kita tidak terjerat oleh guru-guru palsu.
Pertama, kita harus tahu ajaran yang benar tentang iman Kristen, sehingga kita bisa tahu persis bagaimana cirri-ciri
kehadiran guru-guru palsu di zaman ini. Kedua, kita harus sadar bahwa bahaya
yang dimbulkan, akibat pengaruh guru-guru palsu itu, dapat mencemarkan iman
kita dan akhirnya membawa kepada kebinasaan.