OTORITAS DARI ALLAH




                        Bahan : Bilangan 17
                        Tujuan : Agar setelah merenungkan Firman Tuhan ini
·       Orang yang menerima otoritas menjadi orang yang dipercaya atau sebagai tangan kanan.
·       Anugerah Allah yang dinyatakan bagi orang percaya pada Yesus Kristus.
·       Orang yang percaya Yesus Kristus adalah juga orang yang menerima otoritas Allah.
·       Bahwa Allah adalah Allah yang benar dan Adil

           
PENDAHULUAN

O
toritas adalah kekuasaan yang sah, yang diberikan pada pihak lain untuk melakukan tugas sesuai dengan fungsi yang diberikan kepada orang yang berwenang menetapkannya. Orang yang menerima otoritas menjadi orang yang dipercaya atau sebagai tangan kanan. Orang yang mendapat otoritas memang memiliki kebanggaan tersendiri. Disamping ia menjadi orang yang dipercaya, juga dapat kehormatan dan kemuliaan. Oleh sebab itu banyak orang yang ingin memperoleh otoritas seperti ke 12 suku Israel yang memperebutkan otoritas dari Allah.

ISI RENUNGAN

Ketika Allah berkeinginan memberikan otoritasNya kepada salah satu suku Israel untuk melayani Dia di dalam kemah pertemuan. Maka semuanya memiliki otoritas yang tinggi untuk menerima, sehingga Allah menetapkan satu persyaratan bagi yang layak untuk menerima otoritas tersebut. Persyaratan tersebut adalah agar tongkat dari masing-masing pemimpin dari suku Israel diserahkan kepada Musa dan Harun untuk disimpan dalam kemah pertemuan. Pemimpin suku yang tongkatnya memiliki tanda yang ditetapkan Allah, dialah yang layak menerima otoritas dari Allah.

1.Tanda Otoritas dari Allah

“Ketika Musa keesokan harinya masuk ke dalam kemah hukum itu, maka tampaklah tongkat Harun dari keturunan Lewi telah bertunas, mengeluarkan kuntum, mengembangkan bunga dan berbuahkan buah badam. Kemudian Musa membawa semua tongkat itu keluar dari hadapan TUHAN kepada seluruh orang Israel; mereka melihatnya lalu mengambil tongkatnya masing-masing.”(Bilangan 17:8-9)
Ketika tongkat dari para pemimpin suku Israel disatukan dalam kemah pertemuan. Tongkat yang memiliki tanda yang ditetapkan Allah ternyata tongkat dari suku Lewi. Tanda itu yaitu keluarnya kuntum, mengembangnya bunga dan mengeluarkan bunga Badam. Akhirnya Allah menetapkan Suku Lewi yang layak menerima otoritas dari Allah. Orang yang percaya Yesus Kristus adalah juga orang yang menerima otoritas Allah, yaitu otoritas untuk menjadi ”anak-anak Allah.” “ Tetapi semua orang yang menerimaNya diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.”(Yohanes 1:12-13)
Otoritas ini diberikan oleh Roh Kudus yang ditetapkan oleh Allah menjadi tanda meterai dalam hidup orang percaya. Oleh sebab itu orang percaya harus mengeluarkan buah-buah Roh Kudus dalam hidup sehari-hari, sebagai tanda yang bisa dilihat oleh setiap orang, baik melalui sikap, tingkah laku, maupun perbuatan. “ Di dalam Dia kamu juga-karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu-di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikanNya itu.”(Efesus 1:13). “Tetapi buah Roh ialah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelamahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.”(Galatia 5:22-23).

2.Bentuk Otoritas

“Tuhan berfirman kepada Harun: ‘Engkau ini dan anak-anakmu beserta seluruh sukumu haruslah menanggung akibat setiap kesalahan terhadap tempat kudus; sedang hanya engkau beserta anak-anakmulah yang harus menanggung akibat setiap kesalahan yang dilakukan dalam jabatanmu sebagai imam.”(Bilangan 18:1) mohon Juga dibaca hingga sampai ayat 32.
Bentuk otoritas yang diberikan Allah kepada Harun dan keturunanya sebagai imam besar atau kepada Suku Lewi sebagai pelayan-pelayan yang membantu imam besar untuk menyelenggarakan ibadah dalam kemah pertemuan, supaya ibadah yang di selenggarakan menjadi tertib. Jabatan imam besar dipegang oleh Harun, sedang pelayan-pelayan yang membantunya dipegang oleh saudara-saudara Harun harus memimpin orang Israel dalam ibadah dan menjadi pengantara bagi orang Israel untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Pengantara dalam memberikan persembahan korban-korban kepada Tuhan. Oleh anugerah Allah yang dinyatakan bagi orang percaya pada Yesus Kristus. Otoritas itu diberikan, sehingga kita sebagai orang yang beriman mendapatkan kesempatan dan keberanian untuk menghampiri Allah, serta melayani Dia. Oleh sebab itu marilah kita gunakan kesempatan yang ada untuk beribadah kepada Allah dan melayaniNya lebih sungguh-sungguh dan lebih baik lagi. “Karena kita sekarang, mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.”(Ibrani 4:14-16). “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umatNya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.”( 1 Petrus 2:9-10).

3.Makna cara Allah memilih

TUHAN berfirman kepada Musa: “Katakanlah kepada orang Israel dan surulah mereka memberikan kepadamu satu tongkat untuk setiap suku. Semua pemimpin mereka harus memberikanya, suku demi suku, seluruhnya duabelas tongkat. Lalu tuliskanlah nama setiap pemimpin pada tongkatnya. Pada tongkat Lewi harus kautuliskan nama Harun. Bagi setiap kepala suku harus ada satu tongkat. Kemudian haruslah kauletakkan semuanya itu di dalam Kemah Pertemuan di hadapan tabut hukum, tempat Aku biasa bertemu dengan kamu.”(Bilangan 17:1-4)
Otoritas Allah yang diberikan melalui tanda yang ditetapkan, merupakan cara Allah yang bijaksana sebab dengan tanda, maka seseorang dengan mudah membedakan. Semua bisa melihat dan tentunya juga menciptakan cara pemilihan yang terbuka. Dengan demikian melalui cara Allah memilih orang yang layak menerimanya. Allah ingin menunjukkan kepada orang Israel bahwa Ia adalah Allah yang benar dan Adil.

KESIMPULAN

“Karena begitu basar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”(Yohanes 3:16)
Bagi orang yang merespon dan menerima keselamatan melalui percaya kepada Kristus, maka di selamatkan, sedangkan yang tidak percaya memperoleh hukuman Allah. Allah memilih orang-orang orang-orang yang selalu beradadi ladangNya untuk melayani Dia. Otoritas ini diberikan kepada siapa Allah yang telah menetapkanNya, sehingga orang Israel tinggal mengaminkan dan mensyukuri pilihan Allah dan tunduk kepada orang yang diberi otoritas itu. Pemberian otoritas oleh Allah di lakukan secara terbuka supaya setiap orang dapat menjadi saksi. Amin. Tuhan Yesus Memberkati.

SALING MENGASIHI DI MULAI DARI KELUARGA




                        Bahan : Kejadian 2:24 ; Efesus 5:22-33
                        Tujuan :  Agar setelah merenungkan Firman Tuhan ini
·       Memiliki tindakan untuk mengasihi
·       Kasih yang utuh berdasar  kepada kasih Kristus
·       Saling menghormati  dan menaati diantara anggota keluarga

PENDAHULUAN

M
enjadi keluarga Kristiani yang saling mengasihi, saling menyayangi itulah yang menjadi kerinduan bagi kita semua. Kadang kita tidak berdaya, karena tidak tahu memulainya. Melalui Firman Tuhan inilah kita belajar dari keluarga. Keluarga adalah satu unit kecil gereja dan masyarakat. Kita kenal dengan istilah keluarga inti dan keluarga besar. Saling mengasihi dimulai dari keluarga. Sejak dari semula Allah menetapkan pernikahan dan kesatuan keluarga adalah pemerintahan kecil yang paling dan paling penting di muka bumi ini. Satu orang laki-laki dan satu orang wanita yang menjadi satu daging, bersatu secara jasmani dan rohani. “Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.”(Markus 10:7-9)
Dimulai dari keluarga inilah kita dibentuk, diproses untuk mewujudkan atau mempraktekkan kasih.

ISI RENUNGAN

1.Menunjukkan tindakkan mengasihi yang tindak balik

Kasih yang penuh pengorbanan, kasih yang menguduskan, kasih yang penuh perhatian, kasih yang tidak akan dirusakkan.Apabila dalam keluarga itu menempatkan Tuhan di atas rumah tangganya. “Berbahagilah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkanNya! Apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu! Isterimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu! Sesunggunya demikianlah akan diberkati orang laki-laki yang takut akan TUHAN. Kiranya TUHAN memberkati engkau dari Sion, supaya engkau melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu, dan melihat anak-anak dari anak-anakmu! Damai sejahtera atas Israel!”  (Mazmur 128:1-6). Tuhan memberkati keluarga,  apabila  dalam keluarga setiap anggotanya menunjukkan atau menjalankan tanggungjawab dan fungsi, sehingga ada hubungan yang baik terjadi dalam anggota keluarga. Saling mengasihi bukan dengan perkataan akan tetapi perbuatan.

2.Rela Berkorban

Tanggungjawab suami mengasihi isteri seperti dirinya sendiri. Kristus sebagai kepala gereja yang rela mengorbankan dirinNya sendiri untuk menyelamatkan gerejanNya. Kasih Kristus adalah kasih yang penuh dengan pengorbanan. Rela berkorban inilah yang dimulai dari keluarga. Inilah dasar bertumbuhnya suasana yang saling mengasihi. Pengorbanan isteri kepada suami dan anak-anak sangat dalam sekali. Kalau tidak ada isteri rumah tangga jadi kacau balau, bayangkan seadainya isteri yang bekerja seminggu saja, sedang sang suami memasak dan mengurus, momong anak-anak, memandikan anak-anak yang masih bayi..wah jadi tidak karuan. Makanya suami jangan macam-macam ya. Isteri sebagai penolong. Kalau isteri sebagai penolong dinilai secara umum lebih kuat mana? Yang ditolong, apa yang menolong? Tentu jawabnya yang menolong, kan! Maka kasihilah isterimu seperti kamu mengasihi diri sendiri. Tanggung jawab suami adalah melindungi, mengayomi, mengasihi, mencukupi kebutuhan sehari-hari dan lain sebagainya. Dan sebaliknya hai isteri-isteri hormati suamimu, jangan mengatur, merongrong, dan mendekte suami, dan memonitor. Kasih Kristus adalah dasar hidup suami isteri.”Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada TUHAN, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikianl jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.”(Efesus 5:22-24, baca sampai ayat 33)

3.Saling Menghormati dan Mempercayai

Kehidupan rumah tangga orang percaya yang dipenuhi oleh Roh Kudus. Dalam Efesus 6:2-4 yang berbunyi ”Hormatilah ayahmu dan ibumu-ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi. Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.” Saling mempercayai adalah sangat penting. Bagaimana seharusnya sikap Bapak-bapak terhadap anak-anaknya. Para Bapak agar jangan membangkitkan amarah di dalam hati anak-anak. Inti dari peringatan Paulus bagi semua orang tua dengan ajaran dan nasehat Tuhan ialah : agar mereka belajar mempercayai anak-anak mereka. Saling mempercayai adalah dasar utama mewujudkan kasih dalam keluarga.
Kata yang tepat untuk menggambarkan kata hormat yang paling dalam dari seorang anak terhadap orang tua  yaitu perintah yang terdapat dalam hukum ke 6 dari sepuluh hukum. “Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang di berkati TUHAN, Allahmu, kepadamu.” (Keluaran 20:12). Hukum ini mencakup semua tindakan-tindakan yang baik, hormat dan taat pada orang tua. Saling menghormati tidak hanya di tuntut dari anak-anak kepada orang tua saja, tapi sebaliknya orang tua juga harus menghormati anak-anak sebagai pribadi yang utuh di hadapan Tuhan. Baca juga Keluaran 21:15,17)

4.Saling Menaati

“Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan.”(Efesus 5:22). Isteri tunduk pada suami. Inilah tugas yang diberikan Allah untuk membantu suami. Menghormati dan mengasihi suami, menjadi seorang ibu yang mengatur rumah tangga yang baik.”Hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar firman Allah jangan dihujat orang.”(Titus 2:5). Bagi anda para isteri, hendaklah tunduk pada suami, seperti halnya tunduk kepada Tuhan. Inilah dasar yang tidak bisa ditolak dengan alasan apapun. Apakah gaji Isteri lebih tinggi dari suami, maka sang isteri lebih dominan dan tidak mau tunduk. Apapaun alasanya isteri tetap tunduk pada suami, seperti halnya kepada Tuhan. Nah inilah kunci rahasia sehingga rumah tangga berhasil dan diberkati. Untuk suami tidak boleh semena-mena terhadap isteri, hanya menuntut haknya saja dan kewajibanya tidak dilakukan. Seorang suami harus bisa mengasihi isteri anda seperti Yesus mengasihi jemaat hingga rela mengorbankan diriNya. Jangan bersikap kasar, melukai, memukul, membentak, menghina, mengejek bahkan menjelek-jelekkan isteri dihadapan orang banyak, begitu juga perbuatan yang sangat negatif lainya. Ini sangat bertolak belakang dengan cara Tuhan Yesus Kristus yang sangat mengasihi jemaat.

KESIMPULAN

Saling mengasihi dimulai dari keluarga. Apabila ada di dalam Kristus maka akan terwujud saling menghormati, rela berkorban, saling menaati, saling mempercayai diantara anggota keluarga. Tuhan memberkati.

MEMILIKI HIKMAT




                        Bahan : Amsal 8
                        Tujuan : Agar setelah merenungkan Firman Tuhan ini
·       Belajar mengasihi.
·       Tekum menyelidiki, merenungkan Firman Tuhan.
·       Apa gunanya memiliki seiisi dunia tapi tidak memiliki kasih, akan sia-sia.
·       Memililiki kasih maka supaya perbuatan saudara tidak percuma.

PENDAHULUAN

S
etiap tahun di Gereja kami pada saat buka tahun, sehabis ibadah selalu disertai pembagian ayat-ayat Firman Tuhan. Pada awal tahun 2017 ini para jemaat satu persatu mengambil gulungan kecil kertas yang dikemas secara apik oleh pengerja. Gulungan kertas tersebut bertuliskan ayat-ayat Firman Tuhan. Saya mendapat gulungan kertas tersebut berkombinasi warna hijau, dan ayat mas tersebut berbunyi: ”Aku mengasihi orang yang mengasihi aku, dan orang yang tekun mencari aku akan mendapatkan daku.”(Amsal 8:17)
Jemaat menerima ayat-ayat Firman Tuhan dengan wajah yang berseri-seri. Ini menandakann bahwa mereka benar-benar mengasihi Allah. Sebab siapa yang yang mencari Allah tidak akan ditinggalkannya. Jemaat dengan tekun beribadah, memuji, bersorak-sorai dengan segenap hati memuliakan Tuhan. Jemaat, pengerja, Majelis, pendeta, gembala sidang dan semuanya diberkati Tuhan. Saya sebagai orang awam atau jemaat biasa yang tidak biasa menulis atau berbicara didepan umum. Itulah diri saya yang tidak bisa menulis renungan ini dengan apik. Tapi itu semua saya pasrahkan kepada Allah, sebab hanya Dialah yang berbicara melalui FirmanNya.

ISI RENUNGAN

Mendapat ayat mas tersebut diatas, maka akan kucoba belajar merenungkan Firman Tuhan ini. Untuk memulai tahun baru ini marilah kita:

1.Saling Mengasihi

“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” (Matius 7:12).
Kalau anda tidak ingin diolok-olok orang, maka janganlah mengolok-olok orang. Kalau tidak ingin ditipu, janganlah menipu orang lain, Kalau anda tidak ingin dicaci maki orang maka janganlah mencaci maki orang. Kalau anda ingin dihormati maka hormatilah juga orang lain. Percuma melakukan segala sesuatu melakukan ini dan itu tapi dengan muka bersungut-sungut dan berbantah-bantah, mengomel. Dalam Filipi 2:14,15 yang berbunyi”Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantah, supaya kamu tidak beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela ditengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya diantara mereka seperti bintang-bintang di dunia.” Menjadi kesaksian bahwa kasih Allah itu nyata, karena Kasih berasal dari Allah.
“Saudara-saudaraku yang yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.”(1 Yohanes 4:7). Melalui Yesus Kristuslah teladan untuk mewujudkan kasih. Kasih harus kita kembangkan. Yohanes menasehati kita untuk saling mengasih, memperhatikan sesama kita, dan menolong orang lain. “Sebab Aku telah memberikan suatu teladaan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.”(Yohanes 13:15). Meskipun kita bisa berbicara bermacam-macam bahasa, pengetahuan yang luas, kaya raya, pandai, sukarelawan, memiliki title yang tinggi, kedudukan yang tinggi, memiliki tempat yang terhormat, pangkat, golongan tertinggi, pandai menghibur seseorang. Itu semua akan sia-sia belaka kalau tidak memiliki kasih. Sama seperti tong kosong nyaring bunyinya. (1 Korintus 13:1). Seorang yang kaya raya; mobil mewah, wajah ganteng, cantik, pandai berbicara, menjadi pimpinan akan tetapi memiliki sifat yang buruk yaitu pemarah, pendendam kepada setiap anak buahnya/bawahannya, tidak memikirkan kesejahteraan karyawan, tidak peduli terhadap bawahanya. Alkitab dengan jelas bahwa semuanya itu sia-sia belaka alias percuma. Ia memiliki segalanya tapi tidak mempunyai kasih, yaa… bohong itu namanya. (1 Korintus 13:2). Saat ini mungkin saudara tidak perduli terhadap teman, tidak perduli terhadap saudara sendiri, tidak perduli terhadap sesama, kesukaanya menghina orang, mengolok-olok, mengejek, merasa lebih pintar/pandai dari yang lain, sombong, tinggi hati dan menganggap rendah orang lain. Inilah pengakuan saya sebagai penulis yang memiliki sifat-sifat buruk teraebut diatas. Saat menulis renungan inipun penulis dalam keadaan sakit demam, juga batuk. Oleh sebab itu menapaki tahun ini, supaya hidup tidak sia-sia, maka harus berubah dan minta ampun kepada Tuhan. Untuk bisa berubah undanglah Roh Kudus dalam hidup saudara, supaya mengubah anda lebih baik. Biarlah Roh Kudus bekerja pada diri saudara.

2.Ketekunan

Orang yang tekun itu adalah ada niat hati yang sungguh-sungguh, rajin melakukan apapun dengan baik, melakukan pekerjaan dengan setia tidak gampang menyerah atau putus asa, memiliki harapan. Orang yang tekun sama dengan berhasil.Ketika orang-orang buangan lain kemugkinan sedang bingung bagaimana dengan nasib diri mereka sendiri. Akan tetapi berbeda dengan kehidupan Ezra bertekun merenungkan Firman Taurat Tuhan baik siang maupun malam. Ezra adalah ahli Taurat Tuhan karena suka meneliti Taurat Tuhan (Ezra 7:11-12 dan ayat 21. Disamping itu dia Ezra rajin dan tekun mendidik, mengajar Taurat Tuhan kepada orang-orang buangan di Babel. Lihat, ketika Ezra diutus ke Yerusalem iapun tidak lupa membawa sebuah kitab Taurat sebagai dasar untuk mengajarkan tentang iman. Inilah berkat Tuhan itu nyata dalam kehidupan Ezra, menjadi kesaksian bagi bangsanya. Sehingga raja tidak ragu lagi kepada Ezra untuk melaksanakan tugas yang dipercayakan dari sang raja Artahsasta, sebab dia sanggat bertanggungjawab, baca Ezra 7:17. Kenapa Ezra berhasil menunaikan tugasnya, karena disamping ia mengajar, tapi ia juga melakukan, mempraktekkan Taurat Tuhan dalam kehidupanya. Inilah rahasiannya sehingga hehidupannya menjadi berkat bagi semua orang. Istri Ayub berkata tinggalkanlah Tuhanmu, akan tetapi Ayub tahan uji, ia tetap tekun melakukan Firman Tuhan. (Ayub 2:9-10)

KESIMPULAN

Apa gunannya memiliki seiisi dunia ini tapi tidak memiliki hikmat dalam setiap kehidupannya, kama semuannya itu tidak ada artinya seperti tong kosong yang berbunyi nyaring, tidak ada isinya. Pengenalan yang benar akan wejangan hitmat dari Allah kepada manusia harus melebihi kekayaan dunia ini. Maka itulah yang dapat diperkenan oleh ALLAH.”TUHAN telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaanNya, sebagai perbuatanNya yang pertama-tama dahulu kala.”(Amsal 8:22). Yesus sebagai AnakNya sendiri, yang dikasihiNya, dan membawa Dia kepangkuanNYa. Yesus dilahirkan sebagai Anak Tunggal Bapa, dan ini sebelum dunia ada.”Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.”(Kolose 1:17). Inilah karya pendamaianNya dan Rahasia tentang Dia yang tinggal ditengah-tengah orang percaya. Amin
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...