MENGHITUNG BERKAT TUHAN




                                Bahan : Ulangan 28:1 ; Ulangan 8:17-18
                                Tujuan: Agar setelah merenungkan Firman Tuhan ini:
·         Memahami segala kebaikan Tuhan bagi mereka, dalam segala bentuk berkat yang diterima
·         Memiliki sikap berpadan dengan apa yang ada, yang telah dikaruniakan Tuhan kepada mereka
·         Bersyukur untuk segala berkat yang mereka terima dan memujiNya

PENDAHULUAN
B
erkat yang Tuhan sediakan bagi anak-anakNya menyangkut berkat bagi tubuh (kesehatan dan keperluan jasmani), bagi jiwa (damai sejahtera dalam menikmati berkat-berkat itu), dan bagi roh (keselamatan di dalam Yesus Kristus). Dan pemberian berkat-berkat  ini selalu dikaitkan dengan ketaatan umat Tuhan melakukan segala perintahNya (Ulangan 28:1). Ketaatan merupakan kunci pembuka pintu perbendaharaan berkat-berkat Allah.
Dalam menikmati segala berkat Tuhan, seringkali manusia lupa akan sumber berkat itu sendiri. Kita merasa itu semua merupakan hasil jerih lelah kita semata-mata. Itulah sebabnya Tuhan memberikan peringatan atas sifat”pelupa” kita bahwa segala berkat dari Tuhan asalnya (Ulangan 8:17-18).
Disamping itu kita juga sering membandingkan berkat Tuhan yang kita terima dengan yang diterima orang lain, sehingga kita kurang bersyukur dan iri hati serta pertengkaran. Tuhan mengaruniakan berkatNya sesuai dengan yang dikehendakinNya. Kita diajar untuk berpadan dengan apa yang ada, dan tidak selalu ingin memiliki seperti yang dimiliki orang lain.
Dalam bahan renungan ini terdapat ajakan untuk merenungkan pemeliharaan Allah Bapa yang sedemikian rupa telah mengaruniakan berkat-berkatNya atas hidup kita sehingga Ia menghendaki kita harus bersyukur kepadaNya dan mengembalikan sebagian berkat itu untuk perluasan KerajaanNya serta membagikan pula kepada orang lain yang memerlukannya.

ISI RENUNGAN
Berkat Tuhan yang dianugerahkan kepada kita dapat digolongkan sebagai berikut:
1.Keselamatan
Anugerah keselamatan di dalam Yesus Kristus adalah anugerah Allah yang terbesar. Keselamatan memiliki nilai yang jauh lebih besar dibandingkan segenap kekayaan dunia ini ”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”  (Yohanes 3:16) “Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yohanes 14:6) ; Roma 5:8 ; I Yohanes 4:9 ; Matius 1:21. Jangankan untuk keselamatan jiwa dibalik kematian, untuk keselamatan diri selama dimuka bumi ini saja banyak orang rela menghabiskan sejumlah uang. Mereka memiliki”jimat perlindungan diri”. Ini menunjukkan bahwa semua orang merindukan keselamatan kini dan esok.
Korban Yesus Kristus di Golgota cukup untuk menyelamatkan semua orang yang percaya kepadaNya. Bagi kita yang sudah menerima keselamatan perlu memikirkan apa yang seharusnya kita perbuat dalam hidup ini. (Filipi 1:27).
Makna kata”keselamatan” juga mencakup terpenuhinya kebutuhan kita secara cukup. Pemeliharaan Bapa atas hidup anak-anakNya merupakan sesuatu yang pasti, sehingga Yesus menyatakan kita tidak perlu kuatir (Matius 6:31-33). Contoh yang sangat jelas adalah pemeliharaan Allah terhadap umat Israel di padang belantara, ketika mereka keluar dari Mesir, makanan berupa Manna, daging burung puyuh, minuman air jernih dari bukit batu, pakaian dari kasut yang tidak menjadi usang, semuanya adalah bukti nyata kasih Allah. Ia mengerti segala kebutuhan kita dan mencukupinya (Filipi 4:19). Secara langsung, kita dapat bersekutu disini, ini merupakan pemeliharaan Allah.

2.Kesehatan tubuh

Ini juga merupakan berkat Allah yang tak ternilai harganya. Kita dapat membayangkan berapa uang yang harus kita keluarkan untuk oksigen yang kita hirup. Namun banyak orang yang tidak menyadari hal ini. Dengan tubuh yang sehat kita dapat mencari nafkah dan melayani Tuhan, kesehatan tubuh perlu menjadi pokok doa kita setiap hari “Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja.”(3 Yohanes 1:2). Tentu saja kita perlu berperan serta  menjaga kesehatan yang dianugerahkan Allah kepada kita dengan makan secara teratur dan bergizi, berolah raga, beristirahat cukup dst. Di samping itu kesehatan tubuh ini sangat nyata bila kita perbandingkan dengan waktu sakit.

3.Menikmati berkat Tuhan

Adalah suatu hal yang sia-sia sekalipun kepada kita dianugerahkan berkat jasmani yang berlimpah jika kita tidak dapat menikmatinya. Banyak orang memiliki rumah yang cukup besar, tetapi tidak merasa nyaman tinggal dalam rumah itu. “Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya juga itu pun karunia Allah(Pengkotbah 5:18).
Setelah kita menghitung berkat-berkat Tuhan di atas, apa kesimpulan kita? Berkat-berkat itu tak terukur dan tak terhingga, bukan? Dan itu semua belum lengkap jika kita tidak “menghitung” pula berapa banyak yang kita salurkan bagi pekerjaan Tuhan dan sesame kita yang membutuhkannya. Hukum “berilah”, maka kamu akan “diberi” sangatlah tepat (Lukas 6:38). Jangan bersikap seperti laut mati yang hanya mamlpu menerima kiriman air dari sungai Yordan, tetapi tak pernah mengalirkannya keluar. Yang ada hanyalah kekeringan dan kegersangan.

KESIMPULAN

Kita patut mengucap syukur atas segala berkat yang kita terima, apapun bentuknya. Ada orang yang secara materi tidak terlalu berlimpah, tetapi memiliki kesehatan yang baik. Dan tidak lanjut dari rasa bersyukur ini adalah membagikan berkat kepada yang lain dan pekerjaan Tuhan.

Lirik Pujian:
HITUNG BERKATMU
Part 1
Bila gelombang kehidupan menimpa
Hati jadi takut dan putus asa,
Jangan lupa berkat Tuhan hitunglah,
Pasti kau tercengang, akan karyaNya

REFF
Hitung berkat satu persatu,
Dan lihatlah karya Tuhanmu,
Hitung berkat satu persatu,
Hitung berkat yang melimpah padamu

Part 2
Adakah berat bebanmu menekan?
Dan salib yang kau pikul melelahkan?
Hitung berkatNya pastilah kau lega,
Kau ‘kan bergirang
Dan trus memujinNya


Part 3
Bila kau memandang
Harta orang lain,
Ingat janji Kristus
Yang lebih permai
Hitung berkat Tuhan
Yang tak terbeli,
Pahala di sorga
Yang tak terperi

Part 4
Dalam pergumulanmu di dunia,
Jangan kuatir Tuhan akan beserta,
Ia mengirim malaikatNya menjaga
Membimbing, menghiburmu
Sampai Sorga

MENJADI SALURAN BERKAT




Bahan : 2 Raja-Raja 5:1-19
Tujuan: Agar setelah merenungkan Firman Tuhan ini:
·        Memahami kehendak Allah agar mereka menjadi saluran berkat bagi orang lain, bahkan bagi musuh sekalian.
·        Memiliki sikap bersedia menjadi saluran berkat berupa materi, pemikiran, tenaga, doa, dsb.
·        Mencari saudara seiman lebih dulu yang membutuhkan pertolongan dan penghiburan.

PENDAHULUAN

S
eorang tuan menanam pohon bambu dan merawatnya dengan baik sehingga pohon tersebut bertumbuh dengan baik. Pohon ini sangat bersyukur atas kebaikan tuanya dan berjanji untuk membalas budinya. Pada suatu hari tuannya berkata kepadanya, “bambu yang kusayangi, sungguh indah engkau. Tidak sia-sia aku memeliharamu. Sekarang aku bermaksud memakaimu. Apakah engkau rela?” Dengan cepat pohon ini berkata, “Dengan senang hati, tuan!!! Pakailah aku.” Tapi tuannya berkata, “kalau kamu mau pakai, terlebih dahulu aku harus menebangmu!!”Betapa terkejutnya pohon itu dan berkata, “Oh tuan! Janganlah saya ditebang. Lihat diantara pohon-pohon, bukankah saya yang paling tinggi dan paling indah? Jika ditebang, bukankah saya harus rebah di tanah, dan kedudukan saya menjadi lebih rendah dari-pohon-pohon lainya?”. Tuannya menjawab, “Jika kamu tidak mau di tebang, maka aku tidak dapat memakai kamu.” Demi untuk membalas, dengan menahan sakit, ia membiarkan dirinya ditebang. Pada keesokan harinya, tuannya dating dan berkata, “bamboo yang kusayangi, aku harus membersikan daunmu, agar aku dapat memakai kamu.” Dengan uring-uringan pohon itu berkata, “Oh, tuan! Engkau sungguh kejam sekali, aku sudah rela ditebang dan rebah ditanah, aku tidak dapat memegahkan diri seperti dulu lagi. Apa sekarang dapat saya banggakan adalah hanya daun-daun hijau yang indah ini. Jika engkau membersihkannya, maka habislah saya! Oh, tuan saya mohon, janganlah daun-daun ini dibersihkan. “Tuannya berkata, “Jika daun-daunmu tidak dibersihkan, maka aku tidak dapat memakaimu.” Dengan menahan air mata, bambu itu membiarkan dirinya dibersihkan. Pada hari kedua, tuanya dating lagi dan berkata, Bambuku, sekarang aku harus membuang carang-carangmu, agar aku dapat memakaimu. “Dengan hampir menjerit, bamboo ini berkata, “Jika engkau membuang carang-carangku, maka wajahku akan menyerupai apa? Kasihanilah saya, jangan membuang carang-carang itu.”Tuanya berkata,”Jika carangmu tidak dibuang, maka aku tidak dapat memakaimu.” Dengan perasaan sedih, ia membiarkan carang-carangnya dibuang. Hari berikutnya, tuannya dating dan menghampirinya lagi dengan suara berbisik ia berkata, Bambuku, sekarang permintaanku yang terakhir, aku akan melubangi hatimu, agar aku dapat memakaimu.”Tanpa tertahan lagi, menangislah bambu itu dan berkata, “Tuan, akarku sudah ditebang, daunku sudah dibersihkan, carangku sudah dibuang dan sekarang engkau mau melubangi hatiku! Apakah ini tidak keterlaluan, tuan? Mengapa engkau tidak memilih pohon yang lain? Mengapa hanya saya yang dipilih dan disiksa? “Dengan lembut tuanya menjawab, “Meskipun di kebun ini banyak pohon, tetapi aku hanya mau engkau untuk kupakai agar berkatku dibagikan kepada orang lain. “Dengan menahan sakit, ia membiarkan hatinya dilubangi. Setelah melubangi hati bambu ini, tuanya lalu membawanya ke sumber air. Ujung atas bambu ditaruh dalam sumber air, dan ujung yang satu ditaruh diladang. Melalui pohon bambu ini, air disalurkan keladang, sehingga ladang mendapat pengairan yang cukup, tanah menjadi subur dan pak tani bersuka ria karena mendapat hasil yang banyak.

ISI RENUNGAN

Untuk bisa menjadi saluran berkat, kita perlu memiliki hal-hal berikut:
1.Keberanian untuk bicara
            Perbedaan status yang cukup menyolok antara Naaman sebagai panglima perang negeri Aram (Siria) dengan gadis ini menyebabkan sulitnya komunikasi, apalagi ia adalah tawanan yang tidak berdaya apa-apa. Statusnya adalah budak! Namun didasari oleh kasih akan nyonyanya ia bercerita tentang nabi Elisa yang disertai Allah. Untuk menjadi saluran berkat, kita tidak bisa pasif. Gadis ini tentu berdoa terlebih dahulu agar Tuhan memberinya keberanian dan kesempatan yang tepat agar ia dapat mengutarakan segala maksudnya. Tuhan pun memberinya kesempatan yang baik.

2.Keyakinan diri
            Sevagai orang ternama tentu Naaman telah berusaha mencari tabib-tabib untuk menyembuhkan penyakit kustanya, namun usaha ini ternyata gagal. Sebelum menyampaikan Berita Sukacita itu, gadis ini perlu memiliki keyakinan yang pasti akan kemampuan Allah memakai nabi Elisa. Jika ia tidak memiliki keberanian ini, agak sulit baginya untuk menjadi penyambung lidah yang baik. Tentu sekalipun ia tidak melihat dengan matanya sendiri, namun setidaknya ia mendengar tentang kemampuan nabi Elisa mengadakan mujizat-mujizat oleh kuasa Allah. Dari mendengar, muncullah iman yang mendorongnya untuk bersaksi (Roma 10:17), ditambah dengan keprihatinan akan kondisi tuanya.

3.Kerelaan untuk dilupakan
            Kesembuhan Naaman karena ketaatanya akan perintah Tuhan lewat nabi Elisa tidak membuat nama gadis ini termasyur, bahkan namanya pun tidak dicantumkan dalam Alkitab. Tidak juga diceritakan apakah Naaman memberinya penghargaan yang teramat besar atas jasa gadis ini. Itu semua tidak terlalu penting. Untuk menjadi seorang penyalur berkat, kita perlu memiliki kerelaan untuk tidak diingat oleh orang lain. Kita tidak perlu mendapatkan popularitas karena jasa-jasa kita menolong orang, bahkan belajar memberi dan menjadi saluran berkat tanpa dikenal oleh orang lain (Matius 6:3-4). Yang penting Allah melihat apa yang kita perbuat itu menyenangkan hati-Nya.

KESIMPULAN
Pertama dibutuhkan adanya kasih dan perhatian kepada orang lain. Selama kita terlalu egois, kita tidak akan pernah menjadi berkat bagi orang lain. Kemudian, dituntut keberanian untuk mengutarakan maksud kita tanpa melihat perbedaan status sosial (miskin-kaya, pembantu-majikan, pegawai-tuan; jemaat awam-rohaniawan, dsb). Kemudian kita perlu memiliki keyakinan bahwa apa yang akan kita salurkan bisa menolongnya, dan terakhir kita rela untuk dilupakan. Mulailah mengingat siapa yang perlu kita tolong, dan segeralah bertindak menjadi saluran berkat baginya: mendoakanya, menghiburnya, menegurnya, menolong dari segi materi dsb.

KEKAYAAN BAGI TUHAN


Bahan : Lukas 8:1-3
Tujuan: Agar setelah merenungkan Firman Tuhan ini:
·         Mengerti bahwa segala kemampuan dan harta yang mereka miliki dapat dipakai untuk pelayanan bagi Tuhan.
·         Memiliki sikap yang benar terhadap penggunaan harta.
·         Mengambil langkah untuk melayani melalui harta mereka.

PENDAHULUAN

A
da seorang Ibu yang sudah sungguh-sungguh mengasihi Tuhan. Ia termasuk keluarga yang berada memiliki sebuah mobil baru. Ia merelakan mobilnya dipakai bersama-sama ibu-ibu yang lain melayani dipenjara wanita. Pada suatu saat sopirnya dimarahi oleh tuanya dan akhirnya memberanikan diri untuk mengatakan,”Bu, Bapak sebenarnya tidak mengijinkan mobilnya dipakai ke penjara karena mobil tersebut masih baru. Bagaimana Bu kalau Bapak nanti marah?” Ibu tersebut menjawab, “Nggak apa-apa, bilang saja sama Bapak kalau Ibu pakai mobil untuk pelayanan orang-orang di penjara. Nanti saya jelaskan pada Bapak, khan untuk pelayanan.” Dari cerita si sopir, ketahuan bahwa si tuanya memang rajin ke gereja dan sudah jadi orang Kristen, tetapi sayang ia masih tidak rela kalau mobilnya dipakai untuk pelayanan. Hal ini berbeda dengan istrinya yang sudah melayani dengan kekayaan yang ia miliki.

ISI RENUNGAN
Renungan kali ini berbicara tentang perempuan-perempuan yang melayani Yesus. Siapakah mereka? Mereka adalah beberapa perempuan yang telah disembuhkan  dari roh-roh jahat atau berbagai macam penyakit. Mereka adalah Maria Magdalena yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, Yohana, Susana dan banyak perempuan lain. Yang menarik adalah mereka inilah yang melayani rombongan Yesus bersama para murid berjalan berkeliling dari desa ke desa untuk memberitakan Injil bersama para murid dengan kekayaan mereka. Disini kita menangkap suatu pandangan sekilas dari sedikit orang dibalik pelayanan Yesus. Pelayanan Tuhan Yesus dan murid-muridNya ada dibagian terdepan, didukung oleh mereka yang tidak kelihatan namun sangat penting.
Yesus telah mengangkat perempuan-perempuan tersebut dari penderitaan yang mendalam dan perhambaan untuk memasuki sukacita dalam persekutuan dan pelayanan. Dalam budaya Yahudi, orang-orang perempuan tidak diharapkan untuk belajar dari guru-guru. Dengan mengijinkan perempuan-perempuan ini berjalan bersama rombongan untuk memberitajan injil, Yesus telah menunjukkan bahwa semua orang adalah sama di mata Tuhan. Orang-orang perempuan telah mendukung pelayanan Yesus dengan uang mereka sendiri. Mereka telah berhutang besar pada Yesus yang telah mengusir setan-setan dari perempuan-perempuan tersebut dan banyak orang yang telah disembuhkan-Nya.
             
                        Ada dua hal yang dapat kita pelajari dari kisah ini.

1.Yesus mengangkat perempuan-perempuan yang sudah Ia layani untuk masuk   
   ke dalam sukacita persekutuan dan pelayanan bersama.

Dari sini kita dapat melihat bahwa dalam pelayanan Yesus, Ia memiliki kuasa untuk menyembuhkan berbagai penyakit dan ikatan kuasa kegelapan. Namun tidak sampai disitu saja. Yesus berkenan untuk melibatkan perempuan-perempuan yang telah Ia sembuhkan untuk ikut ambil bagian dalam pekerjaan Tuhan. Dalam kehidupan kita sehari-hari, mungkin kita pernah menemukan orang yang sudah mengalami mujizat Tuhan dalam kehidupanya, namun ia menjadi lupa pada Sang pemberi mujizat tersebut. Tak heran, orang tersebut tidak mau terlibat dalam  pelayanan pekerjaan Tuhan. Biarlah kita peka terhadap kasih Tuhan yang telah menyelamatkan kita dari hukuman dosa dan merespon dengan apa yang kita bisa lakukan untuk mendukung pemberitaan Injil Tuhan.

2.Mendukung pelayanan pemberitaan Injil melalui harta adalah penting.

Tak dapat dipungkiri, dalam pelayanan dibutuhkan banyak hal, seperti sumber daya manusia yang mau terlibat dalam pelayanan dan dana yang mendukung pelayanan pekerjaan Tuhan. Tuhan menghendaki agar kita mempersembahkan hidup kita bagi Tuhan. Kalau seorang sudah mengalami kasih Tuhan yang menyelamatkannya dari hukuman dosa, pasti dalam dirinya ada kerinduan untuk menyenangkan hati Tuhan, termasuk memberikan hartanya yang terbaik bagi pekerjaan Tuhan, Tuhan berjanji akan memberikati berlibat kali ganda. Biarlah kita secara pribadi menyelidiki hati kita, sudahkah yang terbaik dari kekayaan kita, kita persembahkan  bagi pekerjaan Tuhan?

KESIMPULAN

Kalau Kristus ada dalam diri kita, tak ada yang dapat menghalangi kita untuk menyerahkan sumber-sumber kemampuan dan kekayaan kita bagi Tuhan, entah kita melayani di panggung utama (yang dilihat oleh banyak orang) ataukah dibalik layar (tidak dilihat orang), tidak menjadi persoalan.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...