KASIH BAGI SESAMA




Bahan : Lukas 10:25-37
Tujuan: Agar setelah merenungkan Firman Tuhan ini:
·         Mengerti bahwa mengasihi sesama adalah perintah Tuhan.
·         Mengasihi sesama tanpa memandang bulu.
·         Mengasihi Sesama dengan dasar kasih Tuhan.

PENDAHULUAN
P
 ada Tanggal, 26-28 Agustus 2016, Kantor kami mengadakan Tour ke  luar kota dengan tujuan REKREASI, untuk melepas kepenatan. Bertahun-tahun, tepatnya sepuluh tahun yang lalu tidak pernah rekreasi. Ketika dua bus berjalan, kira-kira seperempat perjalanan ke kota tujuan rekreasi, tiba-tiba ada kawan satu dalam rombongan bus jatuh sakit, bus sedang berjalan dan sambil mencari rumah sakit terdekat dan kawan yang sakit tersebut dinyatakan harus dirawat dan kami membawa ke UGD. Pihak manajemen, pimpinan rombongan dan crew bus kelihatan sangat kebingungan, bagaimana yang harus dilakukan? Di satu sisi ada dua rombongan bus yang harus melanjutkan perjalanan wisata, dan di satu sisi ada rekan yang sakit dan tidak bisa melanjutkan perjalanan wisata. Kalau menunggu sampai pulih kawan yang sakit harus sampai berapa jam? Atau setelah yang sakit sembuh, apa juga langsung melanjutkan perjalanan lagi untuk wisata? Sementara dua rombongan bus harus melanjutkan perjalanan supaya tepat waktu di kota tujuan wisata. Ada penawaran, apa ada yang mau menunggu satu teman yang sakit? dan kami akan melanjutkan perjalanan? Semua nampak diam, tidak ada yang bersedia. Akhirnya hati ini tergerak untuk menunggu teman yang sakit hingga sembuh. Hati ini berkata saya juga butuh rekreasi, tapi ada teman yang sakit apa diam saja. Silakan rombongan wisata melanjutkan perjalanan, dan saya tidak ikut wisata. Saat itu masuk UGD jam 01.00 WIB malam hari, sementara dua bus sudah melanjutkan perjalanan wisata, dan saya menunggu teman yang sakit hingga pagi hari jam 06.30 WIB tanggal, 27 Agustus 2016. Setelah mengurus administrasi, tepat jam 07.00 WIB pagi hari saya dan teman yang sakit naik becak menuju terminal yang tidak jauh dari rumah sakit. Kami cari bus, sampai oper bus 4 kali hingga sampai tujuan kota kami jam 14.00 WIB. Saya tergerak untuk melakukan bantuan pada rekan yang sakit, tidak hanya berkata dibibir saja”Kasihan ya”, tapi harus ada tindakan yaitu mengasihi sesama yang membutuhkan bantuan tidak perduli status sosial orang itu, sombong atau congkak, ataupun tidak suka bahkan benci sama saya, bahkan beda keyakinan sekalipun. Mengasihi sesama tidak pandang bulu, warna kulit dan sebagainya.

ISI RENUNGAN
Fakta menunjukkan bahwa kehidupan yang modern tidaklah menjamin bagi pemuasan kebutuhan manusia akan kasih sayang. Begitu banyak orang yang pada saat ini tidak saja mengalami kemerosotan moral, tetapi juga tekanan mental yang mengakibatkan banyak sekali orang yang mengalami tekanan dalam menghadapi hidup ini. Kasih manusia semakin hambar. Di tengah-tengah keadaan seperti itu, Firman Tuhan tetap memberikan dorongan pada kita untuk tetap mengasihi sesama manusia seperti kita mengasihi diri sendiri.
            Latar belakang kisah ini adalah kebencian yang mendalam antara orang Yahudi dan orang Samaria. Orang-orang Yahudi tersebut telah melihat diri mereka sendiri sebagai yang keturunan Abraham asli, sementara orang Samaria adalah kelompok ras yang dihasilkan saat orang-orang Yahudi dari Kerajaan Utara melakukan perkawinan campur dengan orang-orang lain ketika pembuangan Israel. Bagi ahli hukum ini mengharapkan orang tersebut paling sedikit mungkin bertindak secara benar seperti orang Samaria. Sebenarnya ia tidak tahan untuk mengatakan”orang Samaria”untuk menjawab waktu Tuhan Yesus menanyakan siapakah yang menunjukkan kasih bagi sesama. Sikap “Ahli-ahli Taurat” ini telah menyangkali kekuranganya dari yang telah ia katakan tentang hukum Tuhan sebelumnya yakni “Kasihilah sesamamu manusia”.
            Dalam pokok bahasan kali ini yakni perumpamaan orang Samaria yang baik hati, kita belajar tiga prinsip tentang mengasihi sesama manusia:

1.   Kekurangan kasih membuat kita sering mudah menghakimi walaupun sikap ini tidak pernah benar.

Kalau kita memiliki kasih yang melimpah, kita akan berusaha mengerti keadaan orang lain. Tidak menghakimi sikap orang lain. Firman Tuhan mengatakan bahwa yang berhak menghakimi manusia adalah Tuhan. Yang berhak membalas kejahatan manusia adalah Tuhan. Mari kita belajar dari hal ini bahwa kita membutuhkan kasih Tuhan Yesus yang melimpah yang memungkinkan kita mengasihi sesama dan bukan menghakimi sesama.
           
2.  Sesama kita adalah siapapun dengan ras, agama, dan latar belakang sosial apapun yang membutuhkan pertolongan.

Tanpa kita sadari kita sudah lebih enak bila bergaul dengan sesama manusia yang memiliki banyak kesamaan, seperti warna kulit, profesi, agama dan latar belakang sosial yang sama. Namun bagaimana jika kita diperhadapkan dengan perbedaan-perbedaan? Akankah kasih kita murni kepada sesama yang berbeda dengan kita? Maukah kita dengan mata yang tertuju pada Yesus kita mengasihi mereka dengan hati yang murni?

3.      Mengasihi berarti bertindak untuk memenuhi kebutuhan seseorang

Hal ini berarti kita dapat menjadi saluran berkat sehingga kebutuhan orang lain dapat terpenuhi. Misalnya jika seseorang membutuhkan bantuan kita secara material, dan kita mampu membantunya, maka kebutuhan orang tersebut dapat terpenuhi. Bila seseorang yang putus asa membutuhkan semangat untuk menjalani hidup dan kita diperlengkapi untuk menasehati dan menguatkan, maka kita menjadi saluran berkat bagi pemenuhan kebutuhan orang tersebut. Dengan hikmat Tuhan, kalau didalam diri kita dipenuhi oleh kasih Tuhan, Tuhan akan memberikan kepekaan untuk bertindak dengan mempertemukan kebutuhan orang lain.

KESIMPULAN

Di manapun Anda hidup, selalu ada yang membutuhkan pertolongan. Tidak ada alasan bagi Anda untuk menolak dalam memberikan bantuan pada orang lain. Berdoalah untuk orang-orang yang ada di sekitar Anda yang membutuhkan pertologan Anda dan bantulah mereka dengan penuh kasih.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...