Bahan : Pengkhotbah 7:7-10
Tujuan : Agar setelah merenungkan Firman Tuhan ini
· Manusia tidak lepas kesulitan,
tekanan, persoalan-persoalan yang silih berganti
· Harus sabar menghadapi
tekanan-tekanan hidup
· Tuhan berjanji akan memberikan kita
kemenangan atas tekanan ataupun persolan-persoalan.
PENDAHULUAN
S
|
ungguh, pemerasan membodohkan orang berhikmat, dan uang suap merusakkan
hati. Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya. Panjang sabar lebih baik
dari pada tinggi hati. Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah
menetap dalam dada orang bodoh. Janganlah mengatakan: “Mengapa zaman dulu lebih
baik dari pada zaman sekarang?” Karena bukannya berdasarkan hikmat engkau
menanyakan hal itu. (Pengkhotbah 7:7-10)
Dalam Ayat 7 yang berbunyi:”Sungguh,
pemerasan membodohkan orang berhikmat, dan uang suap merusakkan hati.” Dalam
ayat ini terdapat kalimat’pemerasan’
berarti berbicara adanya suatu tekanan,
persoalan, dan problematika hidup. Persoalan-persoalan/tekanan-tekanan yang
dialami silih berganti, dan bahkan seringkali membodohkan orang berhikmat.
Dalam kehidupam manusia tekanan-tekanan datangnya tiada henti, silih berganti.
Kita melihat tekanan hidup yang dihadapi Bangsa Israel (Keluaran 1:7-14) Mereka mangalami kepahitan hidup, sebab mereka
ditindas dengan kerja paksa dan diperlakukan dengan kejam: pembunuhan terhadap
serhadap setiap anak laki-laki di dalam keluarga Israel. Ditengah-tengah
kehidupan seperti inilah orang-orang berseru-seru kepada Tuhan. Tuhan ingat
akan perjanjianNya dengan Abraham, Ishak dan Yakub. Maka Allah melihat orang
Israel itu dan memperhatikan mereka.(Keluaran
2:23-25). Dengan kata lain Tuhan turut campur tangan untuk melepaskan
mereka keluar dari perbudakan Mesir. Dan pada akhirnya kita tahu kisah ini,
bangsa ini di bawah pimpinan Musa keluar dari Mesir menuju tanah Kanaan (Tanah
Perjanjian).
ISI RENUNGAN
Bukankah kehidupan kita seringkali
seperti itu? Ada tekanan, ada kesulitan, ada pergumulan dll. Tapi percayalah
akan Firman Tuhan, ada waktunya dimana kita akan dibawa keluar dari setiap
permasalahan hidup, sebab persoalan hidup yang kita hadapi, Tuhan berjanji akan
memberikan pertolongan dan kemenangan, sehingga kita disebut ”lebih dari
pemenang” oleh Yesus yang mengasihi kita.
Ada beberapa hal yang harus kita
lakukan:
1.Panjang Sabar (Pengkotbah 7:8b)
Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang
yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota. (Amsal 16:32).
Menghadapi tekanan-tekanan hidup
harus sabar. Sabar di dalam kesesakan sambil tekun berdoa. “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala
dan layanilah Tuhan. Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam
kesesakan, dan bertekunlah dalam doa.”(Roma 12:11-12). Saat ini banyak
sekali perusahaan-perusahaan memberlakukan adanya putus hubungan kerja (PHK).
Sehingga bertambah banyak jumlah pengangguran disana-sini. Pertanyaanya bisakah
bersikap sabar? Kesabaran hanya akan terjadi kalau kita bawa seluruh persoalan
hidup kita dalam doa. Ketekunan/kesabaran akan memperoleh buah yang matang (Yakobus 1:4). Oleh sebab itu jangan
tinggi hati atau menyombongkan diri. Melalui tekanan-tekanan hidup kita harus
merendahkan diri.
2.Jangan Lekas Marah (Pengkotbah 7:9)
Si pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang
yang sabar memadamkan perbantahan. (Amsal 15:18). Seringkali kita
lekas marah dengan keadaan. Marah kepada orang lain, marah kepada diri sendiri,
bahkan yang lebih parah lagi marah kepada Tuhan. Karena keadaan hidup yang
berat, jangan marah. Kemarahan bisa memberikan kesempatan iblis. Ingat kain dan
Habil (Kejadian 4). Iblis memakai
kemarahan Kain, sehingga terjadilah pembunuhan terhadap Habil adiknya, sehingga
tragis dan sangat menyedihkan.
Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah,
kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah. (Galatia 5:19-20)
3.Jangan mengatakan mengapa zaman dulu lebih baik dari zaman sekarang
(Pengkotbah ayat 10)
Janganlah mengatakan hal tersebut
diatas, karena ini akan mempengaruhi pikiran kita. Yang benar adalah berkata:
Hari ini lebih baik dari pada hari kemarin. Tahun ini lebih bak dari pada tahun
yang kemarin. “akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya.” Imanilah hal ini
sambil melangkah maju terus mulai sekarang. Dan percayalah hari-hari yang
saya/saudara jalani bersama Yesus akan lebih baik dari pada hari yang
sudah-sudah.
KESIMPULAN
Tekanan-tekanan, persoalan-persoalan
yang seringkali membodohkan orang berhikmat, yang ada hanya kesia-siaan karena
merasa ada kekesalan yang mendalam di hati, maka mengalami kepahitan hati.
Ditengah-tengah situasi inilah harus berseru kepada Tuhan, maka Dia akan campur
tangan dan memberikan jalan keluar. Milikilah
hati yang panjang sabar, jangan lekas marah. “Orang yang sabar besar pengertianya, tetapi siapa cepat marah
membesarkan kebodohan.” (Amsal 14:29) dan melangkah maju terus, jangan
pesimis tapi memiliki sikap yang optimis dan berkata: “Hari ini lebih baik dari hari yang kemarin,” “Minggu ini lebih baik
dari minggu yang kemarin,” “Bulan ini lebih baik dari bulan yang kemarin,” “Tahun
ini lebih baik dari tahun yang kemarin.” Undanglah Tuhan Yesus di dalam
hidupmu. Biarlah Roh Kudus memimpinmu sehingga hati ini bisa mengendalikan
nafsu yang sia-sia. Andalkan Allah dalam kehidupan ini dan bukan dengan
mengandalkan kekuatan/kesombongan diri. Harus penuh dengan kerendahan hati,
sehingga Allah berkenan pada kehidupanmu.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
No comments:
Post a Comment