Bahan :
Habakuk 1:1-4 ; 2:1-5
Tujuan :
Agar setelah merenungkan Firman Tuhan ini:
· Jangan ragu kepada Tuhan
· Pertolongan Tuhan tepat pada waktunya
· Allah adalah Allah yang setia dan
adil
· Kita hidup oleh karena iman percaya
PENDAHULUAN
K
|
ita seringkali menonton berita-berita
di Televisi, atau membaca Koran yang memberitakan tentang pemerkosaan,
penodongan, pemerasan, penganiayaan, pembunuhan, serta berbagai tindakan
kriminalitas lainya yang menjadikan orang yang tak bersalah menjadi korban.
Pasti akan timbul pikiran saudara: kok tega ya? Perbuatan semena-mena yang
merugikan. Pasti anda kecewa, bahkan merasa kesal, bahkan mulut kita bisa
menghujat mereka atas tindakan-tindakan yang tak bermoral itu. Mengapa Tuhan
membiarkan semuanya itu terjadi. Dan pertanyaanya sampai kapan perbuatan mereka
berakhir? Apakah Tuhan diam saja atas ketidakadilan? Mengapa orang jahat
hidupnya makmur, sedangkan orang yang hidupnya jujur malah kebalikanya tidak
mujur. Habakuk adalah seorang nabi yang baik dan takut kepada Tuhan, akan
tetapi dia menghadapi suatu kejadian-kejadian yang nyata yaitu suatu
ketidakadilan orang-orang fasik menghakimi orang benar. Habakuk menyaksikan
fakta hidup terjadinya kejahatan, kelaliman, percekcokkan, pertengkaran dan aniaya.
Hati Habakuk makin tersayat ketika menyaksikan bahwa orang-orang yang tertindas
tersebut adalah orang-orang yang lemah, orang yang kekurangan akan tetapi
hidupnya benar.
ISI RENUNGAN
Kita ingin hidup aman sejahtera,
tenang, tentram dan damai. Tidak suka melihat maupun mengalami penindasan,
kejahatan, kelaliman. Dalam penindasan, kejahatan pasti hidupnya penuh dengan
kekurangan. Dengan kejadian-kejadian tersbut diatas, lalu apa yang dilakukan
oleh Nabi Habakuk:
1.Nabi Habakuk berteriak kepada Tuhan
“Berapa lama lagi ; TUHAN, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar, aku
berseru kepadaMu: ‘Penindasan!’ tetapi tidak Kautolong?(Habakuk 1:2)
Nabi Habakuk menyampaikan
keluhan-keluhan semuanya itu berteriak dalam arti minta pertolongan dari Tuhan
yaitu memanjatkan doa, akan tetapi kejahatan makin merajalela. Nabi Habakuk
sadar bahwa ia tidak kuasa menentang orang-orang fasik. Ia hanya menantikan
jawaban Tuhan saja. Saya sebagai penulis renungan ini bersaksi bahwa semenjak
saya bekerja mulai tahun 1987 mengalami kesulitan ekonomi. Setiap pulang
melihat kedua anak perempuan dan isteri hati ini menangis dan bertanya kapan
aku bisa membahagiakan mereka, aku tidak bisa membuat mereka senang secara
materi. Aku menjerit kepada Tuhan. Bahkan sepulang dari kerja aku mencari kerja
lagi sampai pulang larut malam untuk
tambahan kebutuhan. Kebutuhan hidup serba kekurangan. Setiap hari aku jalan
kaki dari rumah kekantor 6 km. Aku bekerja sebagai pegawai honorer di instansi
perguruan tinggi negeri. Kesana kemari aku minta tolong supaya aku diangkat
menjadi pegawai negeri, tapi hasilnya kosong. Setiap tahun menjalani tes
pegawai negeri tapi selalu gagal. Bahkan setiap tahun membuat surat lamaran,
membuat surat kelakuan baik dari polres, membuat kartu kuning. Sehingga dokumen
tersebut begitu banyak sekali. Banyak sekali kekecewaan disana-sini apalagi
mulai bekerja tahun 1987. Tapi aku tidak putus asa, tetapi menjerit kepada
Tuhan. Dan hati ini berkata”Pasti Tuhan tolong saya”. Singkat cerita jeritan
dan doa saya dijawab oleh Tuhan yaitu pada tahun 2007 aku sudah diangkat
menjadi pegawai negeri sipil. Dan sekarang aku tidak jalan kaki lagi dari rumah
kekantor. Tuhan memberkati aku tiga sepeda motor, bahkan punya rumah sendiri.
Dan tidak kontrak rumah lagi. Perjuanganku selama 20 tahun lebih bekerja
sebagai pegawai honorer tidak sia-sia. Penantian yang sangat lama sekali.
Menunggu yang lama sekali kebanyakan pasti tidak akan kuat, jenuh dan
membosankan, bahkan ingin keluar dan mencari pekerjaan yang lain. Tuhan
mendengar, dan janganlah ragu kepadanNya dan tetap tekun dan bekerja dengan
baik walaupun suasana baik atau tidak, belum diangkat atau sudah diangkat
pegawai tetap, tetaplah bekerja dengan rajin, tekun, dan baik kepada siapa saja,
taatilah pemimpinmu, walaupun sering
mengecewakan. Disinilah berkat Allah tercurah.
2.Jangan Ragu kepada Allah
Allah seakan-akan nampaknya tidak
perduli karena orang-orang Israel dipenuhi oleh orang-orang yang tidak
setia(fasik). Nabi habakuk menjadi bingung padahal Babel(kafir) lebih bejat tingkah
lakunya. Rencana Tuhan bukan rencana manusia. Allah menghukum Israel melalui
penderitaan, bukan dilepaskan dari penderitaan, tapi malah terkesan jadi
bertambah-tambah saja. Orang benar yang sudah menderita akan semakin menderita.
Inilah jawaban Tuhan atas teriakan dan seruan Nabi Habakuk:
a)
Tuhan memerintahkan Habakuk untuk menuliskan semua yang dilihat yang
menjadi pergumulanya pada loh-loh.
Lalu Tuhan
menjawab aku, demikian: “Tuliskanlah
penglihatan itu dan ukirlah itu pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat
membacannya.”(Habakuk 2:2)
b)
Orang-orang fasik yang memutarbalikkan hukum akan menuju kesudahanya,
artinya akan menerima hukuman dan tidak akan bertangguh.(Habakuk 2:2-3)
Tuhan adalah Maha Kuasa segala
kehidupan ini. Oleh sebab itu kita percaya bahwa segala sesuatu ada waktunya.
Tuhan akan bertindak dan menolong orang-orang benar dari penindasan. Ada jalan
keluar dan mengalami hidup berkemenangan. Tetapi
saat itu segera tiba, apa yang Kunyatakan kepadamu pasti akan terjadi, meskipun
tampaknya berlambat-lambat(masih lama), akan tetapi tunggu dan tunggu saja
pasti akan datang dan tak akan ditunda-tunda lagi, artinya Tuhan bukan diam
saja/membiarkan kejahatan Yehuda, tetapi Allah merancang penghukuman. Itu
pasti!!!
3.Kita hidup oleh iman percaya
Tuhan tidak berkenan kepada orang
yang membusungkan dada. Membusungkan dada artinya kesombongan, sebab berlaku
sombong sangat dibenci oleh Tuhan. Menyombongkan diri karena kaya, memiliki
koneksi yang luas, memiliki orang tua yang kaya raya sebagai background
ekonomi, kekayaan yang limpah. Ingat Firman Tuhan dalam Habakuk 2:4 yang berbunyi: “Sesunggunya orang yang membusungkan dada,
tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayannya.” Jadi
sungguh sangat jelas bahwa kita ini
hidup bukan karena kita kaya, kita hidup bukan karena koneksi, kita hidup bukan
karena background kekayaan orang tua, dsb. Tetapi kita hidup oleh iman percaya
kepada Tuhan ” Jadi sungguh sangat
jelas bahwa kita ini hidup bukan karena kita kaya, kita hidup bukan karena
koneksi, kita hidup bukan karena background kekayaan orang tua, atau kekayaan
hasil keringat sendiri, dsb. Tetapi kita hidup oleh iman percaya kepada Tuhan
Yesus Kristus. Habakuk artinya memeluk. Dia bergumul, mendekat, dan tidak
menjauh dan berdoa terus kepada Tuhan.
KESIMPULAN
Orang yang tertindas pasti hidupnya mengalami
krisis ekonomi, serba kekurangan dan tidak memiliki apa-apa. Apalagi hidupnya
bertambah susah, untuk makan sehari-hari saja sulit. Apa yang selama ini
diragukan oleh Nabi Habakuk kepada Allah terhadap dosa Yehuda terjawab sudah
setelah Allah menyatakan niatNya untuk menghukum umat berdosa. Bahwa Tuhan
tidak pernah berlambat-lambat ataupun terlalu cepat dalam menolong umatNya.
Saat ini apakah pergumulan saudara atau doa saudara tentang ekonomi, sakit
penyakit, dan persoalan apapun belum terjawab, imanlah semuanya ini. Firman
Tuhan dengan jelas berkata : “ … apabila
berlambat-lambat nantikanlah itu, sebab itu sungguh akan datang dan tidak akan
bertangguh.” (Habakuk 2:3b). Allah
mengajarkan kepada kita tentang keselamatan yang abadi : bahwa setiap orang
akan hidup oleh percaya”(Habakuk 2:4b). Dan Tuhan tidak berkenan pada orang
yang sombong. Sebab kesombongan adalah dibenci Tuhan. (Amsal 6:16-17) Tetapi orang yang rendah hati dimahkotai Allah dengan keselamatan (Mazmur 149:4).
No comments:
Post a Comment