Bahan :
Roma 8:30 ; 2 Tesalonika 2:13
Tujuan :
Agar setelah merenungkan Firman Tuhan ini :
· Memahami makna karya pembenaran Allah
di dalam Yesus Kristus
· Memahami berbagai buah yang harus
dihasilkan dari kehidupan yang telah dibenarkan Allah.
· Rindu menghasilkan buah yang tinggal
tetap
PENDAHULUAN
S
|
ebuah
proses yang akan membawa kita untuk semakin lebih baik lagi dari hari ke hari
agar semakin menunjukkan bahwa Tuhan menyatakan kita mampu mengalami perubahan
berkelanjutan. “ Jadi siapa yang ada di
dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya
yang baru sudah datang.”(2 Korintus 5:17). Firman Tuhan sangat jelas
menyatakan bahwa di dalam Kristus kita bukan lagi manusia lama. Ini adalah anugerah
untuk mengalami perubahan dari manusia lama menjadi manusia baru, karena mau
menerima Kristus dengan sungguh-sungguh dalam kehidupan kita, sehingga
mengalami perubahan yang menyeluruh. Ada banyak contoh di dalam Alkitab yang
mengalami perubahan diri, seperti Petrus atau yang paling jelas adalah lewat
Paulus. Paulus dahulu dikenal sebagai orang yang sangat kejam, membuat terror
dimana-mana, pembantai orang percaya. Dia tidak segan-segan menyiksa atau membunuh
orang yang tidak sejalan dengannya. Kita bisa melihat catatan kekejaman Paulus
yang waktu itu masih bernama Saulus dalam Kisah Para Rasul 8. Tetapi perhatikan
pasal selanjutnya. Melalui perjumpaan dengan Yesus, Paulus pun mengalami perubahan
diri. Ia berubah menjadi ciptaan yang benar-benar baru. Selanjutnya kita pun
mengenal Paulus sebagai sosok yang sangat berani dalam menjalankan
panggilannya. Ia pergi mewartakan Injil kemanapun bahkan hingga ke Asia kecil.
Dia tidak mempedulikan resiko atau bahaya yang mengancam nyawanya. Dan lihatlah
bagaimana Paulus mewarnai Perjanjian Baru lewat surat-suratnya. Bukankah itu
sebuah bukti perubahan yang sangat nyata, yang jelas-jelas terjadi hanya dalam
waktu singkat? Secara manusiawi itu tidak mungkin, tetapi bagi Tuhan segalanya
bisa terjadi. Jika Tuhan menjanjikan sebuah perubahan kepada kita, bukan lagi
ciptaan lama melainkan ciptaan baru, itu telah Dia berikan di dalam Kristus.
Artinya, kemampuan untuk berubah .Tuhan sendiri sudah menganugerahkan itu
kepada kita lewat AnakNya.
Mungkin
tidak ada hal yang lain yang kulakukan hari ini yang memiliki pengaruh seperti
itu!”. Hidup yang berubah menjadi berkat bagi orang lain. Itu dimulai dari
hidup yang dibenarkan Allah. Bagaimana mungkin kehidupan dosa menjadi berkat
bagi orang lain? Pembenaran harus diikuti oleh hidup yang berbuah.
ISI RENUNGAN
“Membenarkan”
adalah istilah hukum, artinya “membebaskan dari tuntutan, menyatakan benar atau
tidak bersalah.” Lawan katanya adalah “menghukum, menyatakan salah” (Ulangan 25:1 ; Amsal 17:15 ; Roma 8:33).
Membenarkan seseorang adalah hak hakim. Dari sudut pengadu atau penggugat,
“dibenarkan” berarti gugatan penggugat ternyata benar.” Dalam Perjanjian Baru
(khususnya tulisan Rasul Paulus), “pembenaran” berarti “tindakan Allah untuk
menghapus dosa orang bersalah, dan memperhitungkan dia benar . Ini tindakan
bebas dari pihakNya oleh kasih
karuniaNya melalui iman dalam Yesus Kristus, bukan berdasarkan kebajikan orang
itu.”(Roma 8:33). Pembenaran dari
Allah ini harus ditindaklanjuti dengan hidup berbuah. Allah tidak menghendaki
kita bersikap statis, diam, atau berhenti setelah menerima karya pembenaran
dariNya, tetapi harus bergerak secara dinamis dan menghasilkan buah (1 Petrus 2:9). Dalam renungan ini kita
melihat beberapa buah yang seharusnya dihasilkan oleh setiap orang percaya
setelah mengalami karya pembenaran Allah.
1.Buah Pertobatan (Matius 3:8)
Mengapa
kita perlu memiliki buah pertobatan? Bukankah pertobatan itu saja sudah cukup?
Mengapa harus ditambah dengan buah pertobatan? Apa bedanya? Pertobatan adalah
perubahan sikap di dalam. Sedangkan buah pertobatan adalah suatu pernyataan,
kelakuan di luar. Dengan kata lain, buah pertobatan adalah bukti pertobatan.
Kalau ada orang berkata bahwa ia sudah bertobat, ia harus membuktikan bahwa
dirinya betul-betul bertobat. Dan buah pertobatan adalah kehidupan lama yang
telah berlalu, dan manusia baru yang terbit.
2.Buah Roh Kudus (Galatia 5:22-23)
Dalam
bahasa Yunani, kata “buah” tidak dalam bentuk jamak, melainkan tunggal. Sebab
itu hanya ada satu buah Roh Kudus, tetapi mempunyai Sembilan aspek. Buah Roh
ini tidak sama dengan buah keturunan, dimana seseorang mempunyai sifat (seperti
9 aspek buah Roh) yang diwarisi dari kedua orang tuanya. Buah Roh adalah karya
Roh Kudus, yakni ketika seseorang mau berjalan dalam pimpinan Roh Kudus,
sehingga karakternya diperbaharui melalui kuasa Roh Kudus.
3.Buah Kekudusan (Roma 6:22)
Sebelum
kita mengenal Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, kita
dibelenggu oleh iblis. Akibatnya kita tidak mau taat terhadap perintah Allah.
Tetapi sejak kita menerima Kristus dan bertobat, maka kita bukan hamba dosa
lagi, melainkan menjadi hamba kebenaran atau hamba Tuhan. Bagaimana kita bisa
mempunyai buah kekudusan? Dengan menyerahkan segenap anggota tubuh ini menjadi
hamba kebenaran yang membawa kita kepada Pengudusan (Roma 6:19). Setelah kita menyerah, baru Tuhan memakai segenap
anggota tubuh kita untuk mengerjakan kekudusan bagi kemuliaanNya.
4.Buah Kebenaran (2 Korintus 9:9-10)
Yang
dimaksud “buah kebenaran” disini adalah buah yang terbit dari orang yang
hatinya telah dibenarkan, yaitu menolong orang yang membutuhkan. Di sekitar
kita ada orang-orang miskin. Bagi yang memberi pertolongan orang miskin. Tuhan
berjanji untuk memberkatinya kembali.
Amsal 11:24-25 menyatakan demikian, “Ada orang yang menyebar harta, tetapi bertambah
kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. Siapa
banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan
diberi minum.” Dalam Lukas 6:36,
Tuhan Yesus juga mengajarkan, “Berilah
dan kamu akan diberi sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan di
ukukan kepadamu.” Jika kita belajar memberi, baik bagi orang miskin maupun
pekerjaan Tuhan, Allah pasti memperkaya hidup rohaninya.
5.Buah Injil (Roma 1:13)
Rasul
Paulus berkata bahwa ia mau pergi ke Roma untuk memberitakan Injil dan
mengharapkan Injil itu berbuah. Semua orang percaya adalah buah Injil, dan
semua orang percaya dituntut untuk mengeluarkan buah Inji kembali. Setelah kita
ditebus oleh darah Kristus, Ia memerintahkan kita untuk memberitakan Kabar
Kesukaan bagi dunia, sehingga banyak jiwa yang dimenangkan dan melihat terang
itu bercahaya dalam hidup mereka (1
Petrus 2:9). Beritakan Injil supaya mereka percaya dan diselamatkan (Markus 16:15-16).
KESIMPULAN
Ciri-ciri
umat pilihan Tuhan dan menjadi Imamat yang rajani adalah memiliki buah
pertobatan, buah Roh Kudus, buah kekudusan, buah kebenaran, dan buah Injil.
Dengan demikian Gereja mampu menjadi saksi yang hidup melalui pembaharuan batin
dan tindakan nyata yang dapat dilihat oleh sesamanya.
No comments:
Post a Comment